Pesisir Barat,mediapromoter.id – Reza bin Irwandi Warga Pekon Malaya Kecamatan Lemong Kabupaten Pesisr Barat menderita sakit usus buntu dan sudah tiga kali berobat di Rumah Sakit Abdul Moluek Bandar Lampung, setelah ketiga kalinya berobat akhirnya Dokter memutuskan untuk dilakukan tindakan operasi, akan tetapi hasil dari operasi tersebut gagal.
Dokter mengatakan tidak bisa BAB sempurna lagi dan harus di alihkan dengan memakai selang disamping sisi kanan perutnya.
Irwandi selaku Orang Tua Reza, sangat memohon bantuan kepada para donatur/dermawan agar anaknya bisa ditangani dan berobat lanjutan.
“Saya selaku orang Tua Reza sangat memohon kepada para dermawan dan pemerintah Kabupaten Pesisir Barat, untuk memberikan bantuan kepada keluarga kami, karena hidup kami serba kekurangan dan kami terkendala biaya untuk pengobatan anak kami”, ujarnya.
Rabu (28/9/22).
Masih kata Irwandi, Kehidupan kami susah serba kekurangan serta penuh keterbatasan, saat mau berobat di bandar lampung saja kami sangat sulit untuk mencari biaya ke Bandar Lampung.
Beruntung Reza sudah mempunyai Kartu Indonesia Sehat (KIS) biaya saat pengobatan ditanggung BJS serta gratis, akan tetapi biaya untuk kebutuhan transportasi dan biaya kebutuhan yang lain kami tidak mampu.
Yang lebih miris lagi Reza yang duduk di bangku kelas lima (5) Sekolah Dasar Negeri (SDN) 108 Krui, walaupun sudah tiga kali operasi dan sudah lama tidak masuk sekolah tidak pernah adan perhatian dari Dewan guru tempat Reza sekolah atau menanyakan kabar Reza boro-boro mau menjenguk atau memberikan masukan serta bantuan untuk kesembuhan Reza.
Menurut nara sumber yang tidak mau disebutkan namanya mengatakan.
“Memang Sekolah Dasar Negeri (SDN) 108 Krui Desa malaya Kecamatan Lemong Pesisir Barat tersebut memang kurang Disiplin dan tertib, jadi wajar kalau ada muridnya yang sakit parah jangankan pihak sekolah ingin menjenguk menayakan kabarnya saja malas apalagi memberikans solusi”, ujar narasumber tersebut.
Masih kata narasumber, disekolahan tersebut gurunya sering terlambat datang kesekolah jam 09.00 WIB dan sudah pulang sebelum jam 11.00 WIB, kadang-kadang duluan gurunya yang pulang daripada muridnya.
“Anak muridnya masih ingin belajar akan tetapi ditinggal gurunya pulang, karena anaknya dulu pernah sekolah di Sekolah Dasar Negeri 08 Krui dan sekarang pindah di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 108 Krui bukannya tambah pintar tapi malah tambah Bodoh, karena gurunya yang kurang disiplin lebih disiplin muridnya daripada gurunya”,tutupnya.
(Red/Putra)