Lampung, Mediapromoter.id – Fakultas Hukum (FH) Universitas Lampung (Unila) menggelar konferensi internasional The 4th International Conference on Fundamental Rights (I-Coffees) 2022 secara daring dan luring di Ballroom Hotel Swissbel, Bandarlampung, Senin, 3 Oktober 2022.
Pada penyelenggaraan tahun keempat ini, I-Coffees 2022 mengusung tema “Digital Transformation in Post Covid-19 Recovery: Ensuring Technology Serve for the Fundamental Rights”.
I-Coffees pada kesempatan ini menghadirkan lima pembicara internasional dan satu pembicara lokal antara lain Jalil Alejandro Magaldi Serna (Universite Externado de Colombie), Yun Zhao (Univ. of Hongkong), Siska Katalin (University of Debrecen), Andrea Boggio (Bryant University), Anna Isabel Cruz Soares Pinto (University of Lisbon), dan Edmon Makarim (Universitas Indonesia).
Kegiatan dibuka secara resmi Wakil Rektor Bidang PKTIK Unila Prof. Ir. Suharso, Ph.D., didampingi dekan fakultas hukum, jajaran dekan, serta wakil dekan di lingkungan kampus Unila.
Prof. Suharso dalam sambutannya mengatakan, peran pemerintah, yang didukung oleh sektor swasta dan masyarakat, sangat penting dalam memenuhi tantangan penyesuaian hukum yang terkait dengan transformasi digital. Selain itu, ini adalah era rekonstruksi karena efek dari pandemi Covid-19
Namun di sisi lain, transformasi digital juga menghadirkan dampak negatif atau tantangan yang cukup kompleks, seperti kejahatan terkait komputer, data privasi, pushback karyawan, perubahan struktural-organisasi, hingga pelanggaran kekayaan intelektual.
“Oleh karena itu, diperlukan rumusan yang lengkap dan relevan terkait solusi dalam masalah ini. Khususnya dalam pemulihan pascapandemi Covid-19 yang diharapkan dapat diusulkan melalui konferensi ini,” ujarnya.
Pada konferensi internasional ini, panitia telah menerima 154 artikel yang telah disubmit, 127 artikel yang akan dipresentasikan, serta 64 artikel terpilih yang akan masuk pada prosiding terindeks Scopus. Namun I-Coffees ini merupakan konferensi pertama yang secara khusus dan aktif menerbitkan artikel dan penemuan masalah hukum terkait hak-hak dasar.
“Penerbitan artikel dalam jurnal bukanlah tujuan utama diadakannya konferensi internasional, melainkan sebagai momen yang tepat untuk meningkatkan kualitas ilmiah,” ujar Suharso.
Dalam kesempatan yang sama, Dekan FH Unila Dr. M. Fakih, S.H., M.S., berharap, pelaksanaan I-Coffees 2022 dapat menghasilkan diskusi dan publikasi yang menarik.
Tidak hanya sebagai kesempatan untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman di pendidikan tinggi, konferensi ini juga sebagai awal kerja sama dan persahabatan yang bermanfaat di antara sesama peserta sekaligus presenter yang berasal dari peneliti, akademisi, institusi, dan praktisi.
“Hal itu juga sebagai bentuk tugas yang berharga untuk pengabdian kepada masyarakat yang akan membentuk masa depan dunia,” pungkasnya. (Red/zi(
